Rabu, 25 November 2009

International Student Day


Perayaan hari pelajar Internasional merupakan suatu hal yang baru di Indonesia. International Student Day (Hari Pelajar International) berawal dari tewasnya Jan Opletal, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Charles di Praha ketika melakukan demonstrasi melawan pendudukan fasis Jerman di Ceklosovakia. Aksi demonstrasi yang dimulai pada ulang tahun kemerdekaan Cekoslovakia (28 Oktober 1939) berakhir dengan bentrokan antara mahasiswa dan Nazi, yang mengakibatkan meninggalnya Jan Opletal pada 11 November 1939. dan meninggal karena tembakan tentara Nazi di perutnya. 4 hari kemudian, Jan dimakamkan, jenazahnya di bawa dari Praha ke Moravia (rumahnya),

prosesi pemakamannya berubah ketika puluhan ribu mahasiswa yang turut hadir mengubahnya menjadi Demonstrasi Anti Nazi. Akibatnya pada 17 November 1939, Reichsprotektor Ceko (Semacam perwakilan Nazi di negara boneka Bohemia dan Moravia), Konstantin von Neurath menutup semua universitas dan perguruan tinggi, lebih dari 1200 mahasiswa dikirim ke kamp konsentrasi, dan mengeksekusi sembilan Mahasiswa (termasuk Profesor), selanjutnya, tragedi ini dijadikan Hari Pelajar Internasional oleh Serikat Mahasiswa Internasional (Internasional Student’s Union), sebuah organisasi mahasiswa internasional, didirikan pada 27 Agustus 1946 yang bermarkas di Praha, Cekoslovakia.

Pada 17 November 1989, di Cekoslovakia, sekitar 1500an mahasiswa melakukan perayaan hari pelajar internasional tetapi dengan tema menentang Kapitalisme Negara Rezim Stalinis Cekoslovakia yang menghambat Demokrasi dan Kebebasan. Kejadian tersebut, mengawali “Revolusi Beludru”—semacam (kontra) revolusi tanpa kekerasan—dan mengakhiri republik Cekoslovakia menjadi Republik Ceko dan Slovakia, dimana selanjutnya karena Rezim Stalinis, Ceko terpecah dan masuk dalam kekuasaan negeri-negeri kapitalis eropa.

Hari Pelajar Internasional, juga berangkat dari perlawanan mahasiswa Politeknik di Athena, Yunani pada tahun 1973 yang melakukan perlawanan terhadap Junta Militer. Pemogokan mahasiswa, yang dimulai sejak tanggal 14 November 1973. Para Mahasiswa membuat Barikade di kampusnya, membuat stasiun radio dan mengabarkan perlawanan mereka terhadap Junta Militer ke seluruh kota di Athena, dan mengajak kepada setiap orang yang bersepakat dengan perjuangan demokrasi untuk bergabung. Klimaks perjuangan mereka terjadi pada 17 November, ketika, pada malam hari sekitar 30 Tank tentara menabrak gerbang kampus Politeknik, tidak ada yang tahu persis berapa mahasiswa politeknik yang terbunuh saat penyerangan terjadi, tetapi banyak yang terluka parah, dan setelah kejadian itu masih meninggalkan luka yang mendalam bagi para korban kekejian Junta Militer Yunani. Pemogokan mahasiswa Politeknik di Athena merupakan awal dari kejatuhan Junta Militer di Yunani yang akhirnya jatuh pada Juli 1974. Secara resmi 17 November di Yunani telah dinyatakan sebagai Hari Mahasiswa Yunani.

Semua peristiwa ini memberikan inspirasi bagi gerakan mahasiswa di seluruh dunia dalam upayanya untuk mendapatkan pendidikan dan masyarakat yang demokratis. Hari Mahasiswa Internasional telah menjadi simbol bagi perjuangan mahasiswa di berbagai negara. Hari Pelajar Internasional, dirayakan di berbagai negara meski tidak diorganisasikan secara internasional. Beberapa gerakan mahasiswa merayakan hari pelajar internasional sejak 5-18 November.

Dewasa ini, perjuangan gerakan mahasiswa di berbagai negeri tidak hanya menuntut soal pendidikan dan masyarakat yang demokratis tetapi pendidikan yang gratis. Krisis Kapitalisme yang di “obati” dengan jalan Neoliberalisme telah membuat pendidikan menjadi mahal dan diperjualbelikan di berbagai negeri tidak hanya di negara-negara berkembang (seperti Indonesia) bahkan negeri-negeri makmur. Berbagai pemogokan dan pendudukan kampus terjadi di berbagai negeri di Eropah (seperti di Austria—yang dimulai dari Akademi Seni di Wina kemudian merembet ke berbagai kampus di Wina (Universitas Wina, Graz, Klagenfurt, Linz, Teknik Graz, Teknik Wina) lebih dari 40.000 mahasiswa bergabung dalam aksi tersebut, Makedonia (Universitas Cyril, Methodius), Kroasia Jerman (Muenchen ( Akademi Seni), Marburg (600an mahasiswa bergabung) bahkan Amerika (San diego, Toronto yang memobilisasi 5000 orang), mengajukan tuntutan yang sama: Pendidikan GRATIS dan DEMOKRATIS.