Kamis, 25 Juni 2009

Pemenangan Pilkada

Usai menghadiri Forum Konsolidasi Pemenangan Pilkada Langsung dan Pemilu di Pondok Pesantren Alhamdulillah, Gus Dur didesak wartawan agar memberikankomentar terkait kemelut PKB pascamuktamar II.
“Bagaimana Gus tanggapannya?” desak wartawan.
Namun, Gus Dur yang sudah hafal kelakuan pers menjawab, “Sudah tidak perlu saya tanggapi. Kalau saya ngomong, sama saja dengan menanggapi,” Gus Dur dengan lihai berkelit.
Dasar wartawan, mereka tidak pernah patah semangat. Agar Gus Dur terpancing, mereka terus merangsek Ketua Dewan Syura PKB ini.
“Ayo Gus tanggapannya?”
Akhirnya karena tak tahan, Gus Dur menyerah dan pernyataan pun terlontar. “Memangnya ini tanggapan. Tanggapan itu ludruk atau waryang,” kata Gus Dur santai. Wartawan pun kecele. (okz/ahm)
Teruskan baca - Pemenangan Pilkada

Menyengsarakan Anggota DPR

Suatu hari di negara entah berantah, muncul suatu kebijakan baru yang belum pernah dilakukan di negeri lain. Semua orang yang berpangkat Wakil, dinaikkan pangkatnya. Wakil Presiden jadi Presiden, Wakil Direktur jadi Direktur, dan Wakil Komandan jadi komandan dsb..dsb..
Yang penting, dalam program ini tidak ada penggusuran posisi. Perkara ada dobel posisi, itu bisa diatur pembagian tugasnya.
Masalah pembengkakan anggaran, semua ditanggung oleh negara. Sesudah mantap dengan rencana itu, diajukanlah program ini ke DPR untuk mendapatkan persetujuan mereka. Ternyata DPR menolak. Betul-betul menolak dengan keras.
Bahkan sangat keras. Alasannya, program ini menyengsarakan anggota DPR. Bayangkan, mereka akan merubah status dari Wakil Rakyat menjadi Rakyat! (ahm/okz)
Teruskan baca - Menyengsarakan Anggota DPR

Semua Presiden Punya Penyakit Gila

Jakarta (GP-Ansor): Kelihaian Gus Dur dalam melakukan serangan politik sambil berkelit dengan mengundang senyum geli memang tak diragukan lagi.
Serangan atau kelitan poitik Gus Dur kerap mengundang tawa geli karena selain sangat keras juga lucu. Dia memang dikenal sebagai penyaji humor politik tingkat tinggi.
Kita masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden Kuba Fidel Castro. Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus Dur memancing tawa saat menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa semua presiden Indonesia punya penyakit gila.
Presiden pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua Soeharto gila harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila ilmu, sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat sering membuat orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.
Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia Presiden Castro termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap tertawa, “Saya termasuk yang ketiga dan keempat.”
Apa selesai sampai di situ? Tidak. Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh orang dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat.
Kata Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan, Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.
Selain menghindari menyebut Habibie benar-benar gila, jawaban itu sekaligus merupakan jawaban Gus Dur yang bersahabat atas kritik bahwa dirinya sebagai presiden banyak pergi ke luar negeri seperti berwisata saja. (okz)
Teruskan baca - Semua Presiden Punya Penyakit Gila

Profesor Ateis vs Mahasiswa Religius

Perdebatan seru terjadi di kelas filsafat,membahas apakah Tuhan itu ada atau tidak.
Profesor mengajak para mahasiswa berpikir dengan logika:
“Adakah di antara kalian yang pernah mendengar Tuhan?”
Tak ada yang menjawab.
“Adakah di antara kalian yang pernah menyentuh Tuhan?”
Lagi-lagi tak ada jawaban
“Atau ada di antara kalian yang pernah melihat Nya?!”
Masih tak ada jawaban
“Kalau begitu Tuhan itu tak ada”
Seorang mahasiswa yang religius mengacungkan tangannya, meminta izin untuk bicara.
“Apakah ada yang pernah mendengar otak profesor?” tanyanya pada seisi kelas.
Suasana hening.
“Apakah ada yang pernah menyentuh otak profesor?”
Suasana tetap hening
“Apakah ada yang pernah melihat otak profesor?”
Karena tak ada yang menjawab maka mahasiswa itu kemudian menyimpulkan,”Kalau begitu, profesor memang tak punya otak!”
Teruskan baca - Profesor Ateis vs Mahasiswa Religius

Tanya Jawab Bersama Gus Dur

Tanya (T) : Gus, Mengapa Demam Berdarah marak di Jakarta?
Jawab Gus Dur (GD) : Karena Sutiyoso melarang bemo, becak dan sebentar lagi bajaj. Padahal nyamuk sini cuma takut sama tiga roda.
T: Mengapa dalam kampanye mereka, parpol-parpol senang membodohi rakyat?
GD: Sebab kalau pintar rakyat tak akan pilih parpol-parpol itu. Orang pintar pilih Tolak Angin.
T: Mengapa kampanye PPP selalu rame?
GD: Sebab tiap suami membawa empat istri.
T: Mengapa sampai kapan pun bulan bintang tak akan menang?
GD: Sebab masih ada Matahari.
T: Gus, Mengapa Anda selalu menutup doanya dengan “inggih, inggih”
GD: Saya ndak mau bilang Amin…Amin…, saya sebel dengan orang itu.
T: Menurut Anda partai-partai mana saja yang sealiran ?
GD: Partai Keadilan Sejahtera, Partai Damai Sejahtera dan Partai Buruh Sejahtera.
T: Mengapa perilaku PDIP sering disamakan dengan perilaku Golkar?
GD: Karena MEGA kan artinya sama dengan AKBAR.
T: Jabatan apa menurut Anda yang cocok diduduki oleh Amin Rais ?
GD: Kepala Bulog. Biar dia seneng ngurusin Rice
T: Siapakah sebenarnya musuh terbesar PDIP ?
GD: Taufik Kiemas, karena sudah sering dia menggoyang mbak Mega.
T: Kemaren Anda sudah berkunjung ke SBY, Di mana sekarang SBY berada ?.
GD: Yo’ kamu ini piye toh’… SBY dari dulu ada di Jowo Timur.
T: Gus, Gimana kalau Anda dicalonkan dengan pendamping Anda Akbar Tanjung ?
GD: Ogah !!! Takut Bocor !
T: Bocor kenapa Gus ?
GD: ‘Ntar mahasiswa naek genteng MPR lagi. (e-ketawa)
Teruskan baca - Tanya Jawab Bersama Gus Dur

Anekdot Seputar Pemiu 2009

Ada sebuah anekdot yang saya terima beberapa hari yang lalu dari seorang teman. Dia bilang idenya datang setelah melihat perkembangan situasi politik terakhir. Inilah ceritanya, jangan dianggap terlalu serius ya?
Denny JA dari LSI baru saja melakukan survei calon presiden 2009. Hasilnya dikirim ke SBY, JK dan Mega. Reaksinya semua pada marah. Apa pasal?
Survei SBY:
Pada saat ditanya mengenai popularitas, hasilnya ternyata SBY lebih dikenal sebagai besan Aulia Pohan ketimbang Presiden. Usut punya usut ternyata respondennya adalah karyawan KPK!
Survei JK:
Pada saat ditanya siapakah calon presiden yang paling pas dari Golkar, mayoritas responden lebih memilih Fadel Muhammad (FM) dibanding JK. Usut punya usut ternyata respondennya adalah para pesohor yang sekarang jadi caleg! Alasan mereka, FM lebih keren dari JK.
Survei Mega:
Ketika ditanya siapa wakil presiden yang paling cocok mendampingi Mega. Yang kepilih ternyata bukan Sri Sultan, Hidayat Nur Wahid dll, tetapi adalah Agus Condro! Usut punya usut ternyata respondennya adalah 39 orang penerima cek perjalanan! Alasannya supaya mereka gak ditangkep kayak M. Iqbal!
(http://id.wordpress.com/tag/humor-pemilu-2009)
Teruskan baca - Anekdot Seputar Pemiu 2009

Anggota DPR ‘Oon’

Sebut saja Markotop, anggota DPR yang meski kemampuannya “meragukan” alias bodo, namun sangat ‘PD’. Suatu hari ditanya seorang wartawan, “Berapa umur Anda, Pak?”
“Tiga puluh,” ujar Markaban singkat.
“Lho, saya wawancarai anda lima tahun lalu ketika baru terpilih sebagai anggota DPR usia anda 30 tahun, kok tidak berubah!” ujar si wartawan heran.
“Sebagai politikus, saya harus konsisten,” ujar Markotop mantap.
Dengan tersenyum
Suatu ketika Markotop yang anggota Komisi IX itu mengikuti dengar pendapat dengan Direktur Jenderal Pajak .
“Adalah suatu kehormatan bagi kita sebagai warga negara untuk membayar pajak dengan tersenyum,” ujar Direktur Jenderal Pajak di tengah-tengah pemaparan program-programnya.
Markotop yang kebetulan mempunyai bisnis di daerahnya cukup besar, langsung berteriak kegirangan. “Alhamdullilah, tadinya kusangka bahwa pajak harus dibayar dengan uang!”
Teruskan baca - Anggota DPR ‘Oon’

Hal yang Paling Ditakuti Wakil Rakyat

Suatu hari di negara antah berantah, pemerintahnya mengeluarkan suatu kebijakan baru yang belum pernah dilakukan di negeri lain.

Semua orang yang berpangkat WAKIL dinaikkan pangkatnya. Wakil Presiden menjadi Presiden, Wakil Gubernur menjadi Gubernur, Wakil Direktur menjadi Direktur, Wakil Komandan menjadi Komandan, Wakil RT menjadi RT, dan seterusnya.
Yang penting, dalam program ini tidak ada penggusuran posisi. Perkara ada dobel posisi, itu bisa diatur pembagian tugasnya. Masalah pembengkakan anggaran, semua ditanggung oleh negara.

Sesudah mantap dengan rencana itu, diajukanlah program ini ke DPR untuk mendapatkan persetujuan mereka. Ternyata DPR menolak dengan keras. Alasannya, program ini menyengsarakan anggota DPR. Bayangkan, mereka akan berubah statusnya dari WAKIL RAKYAT menjadi RAKYAT. (*)
Teruskan baca - Hal yang Paling Ditakuti Wakil Rakyat

Daftar Singkatan

Jakart (Ansor Online): Singkatan adalah gabungan beberapa kata untuk mempermudah penyebutannya. Biasanya singkatan adalah nama organisasi, badan atau suatu kegiatan tertentu. Singkatan dalam bahasa akan lebih mudah diingat daripada kepanjangannya, sehingga seringkali orang menyebut suatu singkatan tanpa tahu arti sebenarnya.
Berikut ini dihadirkan singkatan-singkatan di dunia politik Indonesia yang sengaja diotak-atik dan diplesetkan.

Politik = Penuh olah intrik dan taktik
Parpol = Persatuan Artis dan Politikus
Demokrat = Dengan memilih orang keren rakyat akan terpikat
Gerindra = Gerah ingin duduk segera
Golkar = Golongan kaya (penuh) rencana
Hanura = Hanya untuk rapat anggota
PAN = Partai AmiN
PBB = Pokoknya Bela Bambang
PDIP = Paling Demen Ingin (jadi) Presiden
PKB = Paman Keponakan Berseteru
PKP = Partai Keluarga (mantan) Prajurit
PKS = Perpanjangan Kerajaan Saudi
PMB = Partai Muhammadiyah Beneran
PNBK = Partainya Bang Kumis (Eros)
PPP = Partai Paling Pertama (dari masa Orba namanya masih sama)
DPP = Duit Paling Penting
Caleg = Cara asyik lagi enak (sambil) garuk-garuk
Capres = Cari-cari pemimpin resmi
MPR - DPR = Musyawarah Pakai Ribut Diam-diam Punya Rencana
Poros Tengah = Persatuan orang bosan, tengsin dan payah
DPD = Datang Pikirin Duit
Pemilu = Pengen mikir dulu (ikut atau ngga).
ABS = Asyik Bikin Sensasi
KPU = Kena Protes Ujung-ujungnya
KPUD = Kena Protes Ujung-ujung, Deh
TPS = Tempat Pikirin Siapa, ya?
Panwaslu = Kapan-kapan, awas, lu! (Gua tunggu di perempatan - ngancam)
Golput = Gerakan orang kesal dan putus asa
Pilkada = Pilih-pilih, kaki atau dada? (makan fried chicken)
Cagub = Cara aktif garuk uang bersama
Orba = Orang-orang banyak akal
APBN = Ancar-ancar Pikirin Berapa Nyunatnya
APBD = Asalkan Pasti Berapa Dananya
Polling = Politik bikin pusing
Bupati = Bayar upeti proyek didapat pasti
Bawasda = Di bawah pengawasan si dia
KPK = Kejar Pencuri Kemana-mana
Korupsi = Keruk uang palsukan kuitansi
MK = Main-main (dengan ) Ketentuan
(Sumber: http://www.wikimu.com)
Teruskan baca - Daftar Singkatan