Sabtu, 04 Januari 2014

RUANG KATA (2)


Oleh: Herman Oesman

Ruang itu, kata-kata mengalirkan segala rasa, gelisah, emosi bahkan nilai-nilai keyakinan
Tak bisa dibedakan, mana ruang untuk kepentingan privasi dan kebutuhan publik, campur satu. Mengabarkan urusan domain yang paling sekresi dijadikan permainan kata-kata.
Hal-hal yang paling tabu, telah jadi bahasa permainan.
Perebutan dominasi untuk kepentingan politik ikut menjadi aksesoris, pemanis dan juga mungkin menggalang simpati. Ruang-ruang riil telah digeser dalam ruang-ruang kata. Analisis serius, gurauan sepintas telah menjadi media untuk berkomunikasi dalam rentang waktu dan jarak yang demikian panjang.


Ruang itu, kata-kata telah menjadi prasasti.
Ruang itu, kata-kata menjadi proses pembelajaran
Ruang itu, kata-kata menjadi sebuah protes
Ruang itu, kata-kata menjadi begitu manis-menggoda


Ruang itu, kata-kata mengalirkan dusta, ketidak-jujuran, bahkan sumpah serapah, bergandengan saling bersahutan...berinternalisasi dengan begitu cepat antara kebaikan dan keculasan...Ruang kata itu, kita menentukan diri sendiri.[]