Kamis, 02 Juli 2009

Mega-Pro Kritisi Pemerintahan SBY-JK

Pasangan Capres-Cawapres Nomor 1 (Megawati-Prabowo) menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Selasa (30/6). Sudah dapat diprediksi sebelumnya, pasangan ini akan mengkritisi kebijakan pemerintah di Era SBY-JK

Prabowo Subianto dengan suara menggelegar menyentil beberapa kebijakan pemerintah yang dinilainya bohong dan neoliberal. Prabowo mengatakan, Departemen-departemen pemerintah menggunakan uang rakyat bikin iklan di televisi. Padahal iklannya bohong besar. “Saya tanya apa benar pendidikan gratis. Massa pun menyambut dengan gegap gempita "Tidaaaakk!" .

Prabowo lebih lanjut menambahkan, sekarang ini zaman iklan. Yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan. Prabowo juga mengingatkan massa atas kiprah Megawati yang telah membentuk KPK. “UU KPK ditandatangani di zaman Beliau. UU Jaminan sosial juga ditandatangani di zaman beliau," teriak Prabowo. Mega pun tampak tersenyum mendengar orasi Prabowo yang heroik itu.

Di mata Prabowo pemerintah SBY-JK dinilai gagal dalam mengatasi pengangguran. Kemiskinan meningkat, pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi setiap hari, harga-harga sembako naik. Tak lupa, Prabowo mengatakan beberapa aset nasional, seperti minyak dan gas, perbankan hingga Gelora Bung Karno sudah dikuasai asing.

Prabowo juga mengucapkan terimakasih atas pengibaran bendera pendukung capres lain pada kampanye akbar tersebut.

"Saya lihat ada bendera PAN hadir di sini. Padahal resminya PAN itu ikut sebelah sana (SBY-Boediono-red). Tapi yang ikut sebelah sana hanya di bosnya saja. Pendukung dan hati kadernya ada di sebelah sini," kata Prabowo dalam sambutannya di GBK, Senayan, Selasa (30/6/2009) yang disambut tepuk tangan meriah massanya.

"Saya lihat juga bendera Ka'bah, ada FPPP. Terima kasih kepada semua organisasi yang hadir. Bendera PDS yang bos-bosnya ke sebelah sana, tapi rakyatnya ke sini, terima kasih," imbuhnya.

Pria yang sering disebut sebagai “Soekarno Kecil” ini juga mengajak semua rakyat Indonesia melakukan perubahan dengan memilih Megawati dan dirinya dalam pilpres mendatang. Karena pemerintahan yang ada saat ini dinilai gagal membawa kesejahteraan nyata bagi rakyat Indonesia.

Sedang Capres Megawati yang mendapatkan kesempatan kedua untuk berpidato mempertanyakan ketidakberesan daftar pemilih tetap (DPT).

"DPT di 16 provinsi belum beres, 68 ribu TPS yang dihilangkan," orasi Megawati yang mengenakan pakaian mirip Prabowo yaitu kemeja warna krem penuh saku.

Mega mangajak massanya agar berpikir jernih, mengapa sampai ada TPS-TPS yang dihilangkan dan jumlahnya cukup besar. “Apa maksud dan tujuannya, Saudara-saudara?" tanya Megawati yang rambutnya sering tersibak angin ini.

Mega menceriterakan kesuksesan dalam menyelenggarakan Pemilu 2004. Pada saat dia berkuasa katanya, dia mampu melaksanakan pemilu dengan konsekuen. "Banyak orang yang mengatakan baik di tingkat nasional dan internasional, pemilu pertama di Republik Indonesia ini berhasil dengan sukses. Sehingga sebenarnya masyarakat harus bisa membandingkan dengan baik," urai Mega.

Mega mengajak massanya untuk menjaga suara pada 8 Juli. "Saudara-saudara yang ingin memilih Mega-Pro, Mega-Prabowo, harus bersama-sama mengamankan yang namanya TPS-TPS dan juga kotak-kotak suara saat dibawa ke kecamatan/kelurahan karena sebenarnya di tempat-tempat itulah sering terjadi manipulasi suara," ujar Mega disambut tepuk tangan.*