Senin, 17 Agustus 2009

KRISIS KUALITAS PENDIDIKAN DAN MATINYA RUANG DEMOKRASI DI KAMPUS AIKOM TERNATE

Pendidikan yang awalnya merupakan proses memanusiakan manusia dalam rangka menciptakan tenaga produktif yang bermutu bagi bangsa indoneisa. Selain itu, pendidikan/perguruan Tinggi adalah suatu lembaga yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan dan merubah paradigma berpikir bagi peserta didik (Mahasiswa) ke arah yang lebih baik sehingga bermuncullah tokoh nasional dan pemuda yang lebih progresif. Namun, pendidikan saat ini telah bergeser jauh dari cita-cita awalnya yaitu proses memanusiakan manusia tetapi dijadikan sebagai proses komersialisasi pendidikan.

Proses komersialisasi pendidkan atau pendidikan telah menjadi komoditi, proses ini telah terjadi di kampus Akademi Ilmu Komputer Ternate yang mana akan menguntungkan pemilik/pengelolah AIKOM dalam hal ini Yayasan, direktorat, dan akademik sehingga tidak heran AIKOM lebih mengutamakan modal (finansial) dari pada kualitas pendidikan.

Selain itu, AIKOM Ternate yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang bertujuan untuk melahirkan kader-kader yang berkualitas, profesonal dan produktif bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan Maluku Utara pada khususnya. Namun, secara faktual telah bergeser jauh dari tujuannya yang sebenarnya, hal ini dibuktikan ketika output (wisudawan/i) yang dihasilkan AIKOM Ternate sebagian besar mempunyai keterampilan, kualitas dan profesionalisme khususnya di basic keilmuannya sangat minim dan patut dipertanyakan.

Berbagai macam permasalahan yang terjadi di AIKOM saat ini seperti yang dijelaskan di atas, hal ini disebabkan karena berbagai kebijakan dan sistem kampus yang tidak berpihak kepada mahasiswa. Misalnya : 1. Tidak transparansinya dana kampus (kenaikan uang semester, beasiswa dll) 2. Struktur kelembagaan kampus yang tidak jelas/konsisten dan dosen tetap kebanyakan suda menjadi PNS sehingga berdampak negative pada kualitas kampus. 3. Lembaga / organisasi-organisasi kemahasiswaan yang tidak aktif dan tidak pernah diperhatikan oleh pudir III selaku penanggung jawab 4. Fasilitas kampus yang tidak memadai (ruangan belajar mengajar, laboratorium dll) 5. Kurangnya tenaga pengajar dan dosesn yang tidak professional.

Masalah-masalah diatas sangat jelas merupakan penghalang bagi masyarakat (mahasiswa) untuk menjadi cerdas, berkualitas, professional dan berkreativitas. Tanpa disadari mahasiswa AIKOM telah dijadikan budak, ditindas dan membunuh karakter kawan2. Untuk itu, perjuangkanlah terus apa yang menjadi hak kawan2 yang selama ini tdak pernah dipenuhi oleh pihak kampus.